Bismillahirrahmanirrahiim
Lafazh lkhlas menunjukkan pengertian jernih, bersih dan suci dari campuran dan pencemaran.Sesuatu yang murni artinya bersih tanpa ada campuran, baik yang bersifat materi maupun nonmateri.
Dikatakan :"Aku memurnikan ketaatanku hanya kepada Allah", artinya hanya bertujuan kepada Allah tanpa riya'.Al-Fairuzabadi telah mengatakan : "Ikhlaskan karena Allah ", artinya meninggalkan riya' dan pamer.
Ikhlas merupakan istilah tauhid.Orang-orang yang ikhlas adalah mereka yang mengesakan Allah dan merupakan hamba-hambaNya yang terpilih.
Adapun pengertian ikhlas menurut syara' adalah seperti yang diungkapkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah berikut : " Mengesakan Allah Yang Hak dalam berniat melakukan ketaatan, bertujuan hanya kepadaNya tanpa mempersekutukanNya dengan sesuatu pun ".
" Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah memurnikan ketaatan kepadaNya dalam ( menjalankan ) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan memurnikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus ".
( QS. Al-Bayyinah (98) : 5 ).
" Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih ( dari syirik )".
( QS. Az-Zumar (39) : 3 ).
Di bawah ini adalah beberapa dari Fungsi Ikhlas yaitu :
1. Jalan selamat di akhirat hanya dapat diraih dengan ikhlas.
2. Kehidupan kalbu dan kebebasannya dari kesedihan di dunia ini tidak dapat direalisasikan kecuali dengan keikhlasan, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :
" Barangsiapa yang tujuan utamanya adalah meraih pahala akhirat, niscaya Allah akan menjadikannya kekayaannya berada di dalam kalbunya, menghimpunkan baginya semua potensi yang dimilikinya, dan dunia akan datang sendiri kepadanya seraya mengejarnya.Sebaliknya, barangsiapa yang tujuan utamanya adalah meraih dunia, niscaya Allah akan menjadikannya kemiskinan berada di depan matanya, membuyarkan semua potansi yang dimilikinya, dan dunia tidak mau datang sendiri kepadanya, kecuali menurut apa yang telah ditakdirkan kepadanya "
( HR. Tirmidzi ).
3. Sumber rejeki pahala yang besar dan meraih kebaikan adalah dari keikhlasan pelakunya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang menyebutkan :
" Sesungguhnya engkau, tidak sekali-kali mengeluarkan suatu nafkah karena mengharapkan ridha Allah, melainkan pasti engkau akan diberi pahala karenanya, meskipun berupa makanan yang engkau suapkan ke dalam mulut isterimu ".
( HR. Bukhari ).
4. Ikhlas dapat menyelamatkan pelakunya dari adzab yang besar pada hari pembalasan, karena sesungguhnya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah memberitakan kepada kita tentang mula-mula makhluk Allah yang dibakar oleh api neraka pada hari kiamat nanti, bahwa mereka adalah orang yang rajin berifaq, mengeluarkan shadaqahnya agar dikatakan dermawan, orang yang tekun mempelajari ilmu, kemudian mengajarkannya agar dikatakan sebagai orang 'alim, dan orang yang giat berjihad di medan peperangan agar dikatakan sebagai pemberani.
Abu Hurairah r.a yang menceritakan hadist ini, setiap kali hendak menceritakan hadist ini jatuh pingsan karena ketakutan, lalu dia mengusap wajahnya dengan air agar mampu menceritakannya.
Sehubungan dengan ketiadaan ikhlas dalam menuntut ilmu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah bersabda : " Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang seharusnya untuk meraih ridha Allah, lalu dia tidak mempelajarinya kecuali hanya untuk meraih sesuatu dari harta benda duniawi, niscaya dia akan menemukan wewangian surga pada hari kiamat nanti ".
( HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad ).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah bersabda dalam hadist Qudsi yang beliau riwayatkan dari Tuhannya : " Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu.Barangsiapa yang beramal, sedang Aku dipersekutukan di dalamnya dengan selainKu, niscaya Kutinggalkan dia bersama sekutunya ".
( HR. Muslim ).
Ikhlas merupakan dasar dari amalan hati, sedangkan pekerjaan anggota tubuh lainnya mengikut padanya dan menjadi pelengkap baginya.Ikhlas dapat membesarkan amal yang kecil hingga menjadi seperti gunung.Sebaliknya, riya' akan mengecilkan amal yang besar hingga tidak punya timbangan di sisi Allah, melainkan lenyap bagitu saja bagaikan debu yang beterbangan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : " Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu ( bagaikan ) debu yang beterbangan ". ( QS. Al-Furqaan (25) : 23 ).
Ibnul Mubarak mengatakan : : Adakalanya amal sedikit menjadi banyak pahalanya karena ketulusan niatnya, dan adakalanya amal besar menjadi kecil pahalanya karena kurang tulus dalam niatnya.
Ibnu Abu Hamzah, salah seorang ulama besar telah mengatakan : "Sungguh aku menginginkan seandainya di kalangan ulama fiqih terdapat orang yang tidak punya kesibukan lain, kecuali hanya mengajari mereka tentang niat yang harus mereka bulatkan dalam amal mereka dan menekuni pengajaran tentang amal niat semata, karena sesungguhnya tiada musibah yang menimpa kebanyakan orang dalam beramal, kecuali karena menyi-nyiakan niat mereka dalam amalnya ".
Ikhlas menurut terminologi ulama fiqih adalah membedakan ibadah dari tradisi dan membedakan antara satu jenis ibadah dari jenis ibadah yang lain dengan tujuan meraih ridha Allah.
Ikhlas membersihkan kalbu dari rasa dengaki, iri hati, dan menjadi sarana yang dapat menyebabkan amal perbuatan diterima di sisi Allah.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : " Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan, kecuali amal perbuatan yang diniatkan dengan ikhlas demi meraih ridhaNya ".
( HR. Nasa'i ).
Semoga bermanfaat...Marilah kita untuk senantiasa Mengajak Dan Menebar Kebaikan bagi sesama.
Kami beristighfar kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.Semoga Allah melimpahkan shalawat, salam dan keberkahan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, keluarga, shahabat , serta seluruh pengikut beliau.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaa hailla anta astaghfiruka wa atubu ilaika...
Wassalam...
Sumber Pena :
Menebar Kebaikan