Kameramen televisi merekam aksi para penembak jitu (sniper) di Mesir yang menembaki para demonstran. Pengunjuk rasa menjadi sasaran empuk penembak jitu. Dari atas gedung-gedung tinggi, para penembak jitu dengan leluasa memilih sasaran yang tidak bersenjata dan sedang fokus berdemonstrasi.
Aksi para penembak jitu tersebut juga dapat diketahui dari kondisi tubuh sejumlah korban tewas. Mereka tertembus peluru di bagian leher, dada, dan kepala. Hingga saat ini korban tewas dan luka di Mesir terus bertambah. Data terakhir menyebut sudah lebih dari 600 orang tewas.
Sementara dari kerumunan demonstran, kamera televisi juga merekam aksi pemuda yang menggunakan senjata api. Dalam bentrok berdarah di Mesir Rabu kemarin, 14 Agustus 2013, Ikhwanul Muslimin mengklaim lebih dari 2.000 anggotanya tewas. Jumlah ini berbeda jauh dengan data pemerintah Mesir.
Bentrok darah di Mesir ini membuat Turki menarik duta besarnya dari Kairo Kamis kemarin. "Pemerintahan hasil kudeta tidak hanya mengacuhkan aspirasi rakyat Mesir untuk demokrasi. Mereka juga membantai rakyatnya sendiri. Rakyat cepat atau lambat akan memenangkan perjuangan mereka menuntut demokrasi," kata Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan seperti dikutip Al-Jazeera.
ak hanya Turki yang mengutuk kekerasan di Mesir, tapi juga dunia. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pun meminta kubu yang bertikai di Mesir -- baik pemerintah, militer, maupun Ikhwanul Muslimin -- untuk menghentikan pertumpahan darah. "Rakyat Indonesia sangat prihatin dengan apa yang terjadi di Mesir. Situasi yang memburuk harus dicegah," ujarnya