Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menargetkan normalisasi Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, selesai pada akhir tahun ini. Untuk mencapai target, Jokowi terus-menerus melakukan upaya pengerukan.
"Bulan Desember, begitu ada air dari Cideng, dari Ciliwung, semuanya akan masuk ke waduk ini. Kalo enggak siap lagi, banjir lagi kita," ujar Jokowi di area Waduk Pluit, Senin (20/5/2013) siang.
Tak hanya pengerukan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun turut merevitalisasi area waduk dari permukiman warga. Pemprov DKI Jakarta berencana memindahkan sekitar 7.000 kepala keluarga yang bertahan di sekitar waduk ke beberapa rumah susun. Rusun itu terletak di Cakung, Jakarta Timur; Marunda, Muara Baru, Jakarta Utara; dan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Meski demikian, Jokowi mengatakan masih perlu banyak waktu untuk merelokasi warga ke rusun. Pemprov DKI masih menghadapi kendala, yaitu beberapa rumah susun yang belum siap digunakan. Selain itu, masih ada warga yang bertahan enggan direlokasi ke rumah susun dan meminta ganti rugi tanah. "Baru dalam proses persiapan. Setiap hari kita ketemu kok dengan kelompok-kelompok yang selalu berbeda terus. Kita usaha terus," ujarnya.
Jokowi mengklaim, pada dasarnya, semua warga sekitar Waduk Pluit sepakat untuk direlokasi ke rumah susun. Hanya, proses sosialisasi kepada warga memerlukan waktu.
Relokasi warga di sekitar Waduk Pluit tak lepas dari musibah banjir di wilayah sekitar waduk pada Januari 2013. Setelah ditelisik, banjir itu disebabkan oleh daya tampung waduk yang kian menyempit. Waduk itu semula memiliki luas 80 hektar, tetapi kemudian menyusut menjadi 60 hektar karena banyaknya permukiman warga di bantaran waduk.
Untuk menyelesaikan masalah itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan rumah susun di Marunda dan Muara Baru, Jakarta Utara, sebagai tempat untuk memindahkan warga Waduk Pluit. Namun, hanya sebagian warga yang bersedia pindah ke rumah susun tersebut