Saat ini, profesi sebagai artis banyak sekali diburu orang. Banyak yang menilai, profesi sebagai artis sangat mudah mendatangkan uang. Kini, di Indonesia pun, seringkali diperlihatkan, bahwa semakin banyak orang terkenal dan kemudian menjadi artis bukan karena prestasi. Mereka justru bisa dikenal banyak orang dan menjadi artis justru karena sensasi.
Dengan jalan "mengumbar sensasi", mereka bisa meraih popularitas yang tentunya, bisa membuatnya tenar dan mendatangkan kekayaan. Hal ini memang bukanlah hal baru di dunia hiburan tanah air.
Mereka yang sukses menjadi terkenal karena sensasi sebut saja, Nikita Mirzani, Natha Naritha juga wanita bernama Nova Ellyana. Nama mereka mulai dikenal publik, gara-gara sensasi yang mereka ciptakan dan mereka umbar di depan publik. Meski sebagian dari mereka tak mengakui, "mengumbar sensasi" sebagai cara "menjual diri" demi mencari tenar, namun sebagain dari mereka terang-terangan mengakui bahwa sensasi adalah bagian dari cara yang ia lakukan demi bisa terkenal di dunia entertainment.
>
Yang melatarbelakangi timbulnya sensasi Psikolog, Roslina Verauli pun ikut menilai bahwa sesungguhnya, banyak hal yang melatarbelakangi seseorang untuk menciptakan sebuah sensasi. Untuk menjadi selebriti yang terkenal, seseorang tentunya membutuhkan perhatian dari audience.
"Umumnya artis yang dikenal namanya itu karena prestasinya. Misalnya karena musiknya, aktingnya, atau kiprahnya yang bagus, dan sebagainya. Tapi, kalau perhatian dari audience-nya memang sedikit atau kurang bagus, bisa jadi mereka mencarinya dengan cara lain, salah satunya dengan sensasi," tutur wanita yang juga staf pengajar di Program Sarjana dan Program Magister Profesi di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.
Roslina juga menjelaskan, umumnya memang ada dua sensasi, yaitu sensasi positif dan sensasi yang negatif. Tapi kalau sudah bicara mengenai sensasi biasanya orang banyak berfikir bahwa yang namanya sensasi seringkali mengarah pada hal yang negatif.
"Mereka yang membuat sensasi sebenarnya hanya mencari Brand Awareness untuk meningkatkan namanya. Hal ini bisa dilakukan dalam berbagai macam bentuk, misalnya berita. Jadi nama mereka menjadi bahan perbincangan orang lain dan kemudian dikenal," terang Roslina.
Sensasi negatif atau positif itu lagi-lagi terkait untuk membangun awareness, agar terekspos. Semakin sering namanya disebut, maka awareness orang tersebut akan semakin dikenal oleh orang lain.
Sebagai contoh, soal banyak kasus yang diumbar oleh Nikita Mirzani. Selama menjalani kariernya sebagai artis, Nikita memang terkenal sering menciptakan segudang sensasi. Bukan hanya soal foto topless dan berbagai masalah pertengkaran dengan rekan sesama artis, Nikita, juga kerap diisukan memiliki banyak teman pria.
Sosok Nikita Mirzani memang dikenal sebagai artis yang "rajin" membuat sensasi. Dia sendiri mengakui memang menikmati berbagai sensasi yang diciptakannya itu.
Bahkan, perempuan yang kerap tampil seksi itu menganggap sensasi sebagai "alat" untuk tetap membuatnya bersinar di panggung hiburan.
"Kalau aku sih me-maintain gosip dan sensasi. Karena kalau artis nggak bikin sensasi bisa redup," tuturnya.
Ia pun tak peduli, meski sering menjadi bahan gosip negatif. Ia juga tak peduli selalu dicibir orang. "Aku nggak peduli apa kata orang yang penting jalan terus," tegasnya.
Beberapakali, foto-foto toplessnya juga sering menjadi buah bibir masyarakat. Tak hanya foto topless, sebelumnya juga pernah beredar fotonya tengah berciuman dengan seorang perempuan dan foto yang memperlihatkan payudaranya dipegang oleh pelawak Daus Mini.
Bintang film 'Mama Minta Pulsa' itu juga mengaku banyak diuntungkan dengan sensasi yang ditebarnya. Baginya, tak perlu mempertentangkan antara sensasi dan prestasi.
Nikita setuju kalau sensasi itu mendatangkan keuntungan bagi dirinya atau karier. "Kalau soal prestasi itu akan datang dangan sendirinya," paparnya.
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk narsisTak hanya Nikita yang haus akan sensasi. Banyak
artis pendatang baru, yang sengaja mengumbar sensasi demi bisa dikenal hingga akhirnya menjadi selebritas.
Dan menurut Roslina, dalam diri seseorang memang sesungguhnya sudah tertanam suatu keinginan untuk mencari sensasi. Namun, ia lebih menyebutnya dengan sebutan Narsisisme atau perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan.
"Pada dasarnya seseorang itu memiliki kebutuhan untuk narsis, hanya saja tergantung dari level atau kebutuhan atau tingkat kepercayaan dirinya," ujar Roslina.
Kemunculan Natha Naritha di dunia hiburan, mungkin bisa menjadi salah satu contoh, bahwa ia merupakan sosok wanita yang memiliki narsisme tinggi. Ia pun mengakui, sebagai artis pendatang baru, sangat butuh sensasi untuk mendongkrak namanya agar semakin dikenal publik.
Natha Narita
Awal mula kemunculannya, Natha Naritha mengumbar cerita bahwa ia, sebagai kekasih Sammy Simorangkir. Kemudian ia mengaku memiliki hubungan dengan pesinetron, Kiki Farel. Tak cukup di situ, Natha juga membuat pengakuan yang menghebohkan, dirinya menjalani implan payudara di Bangkok, Thailand beberapa waktu lalu.
Berbagai sensasi yang dimunculkan Natha, membuat namanya dikenal publik. Ia pun tak masalah disebut sensasional. Natha tak takut dicap buruk dan dikenal sebagai artis yang penuh sensasi. "Ini juga tantangan lho. Artis pendatang baru seperti aku memang butuh sensasi agar terkenal," kata Natha saat ditemui di bilangan Mampang, Jakarta Selatan.
Ia melanjutkan, soal imej negatif, ia cuek dan menyerahkan semuanya pada masyarakat yang menilai. Ditambahkan Natha, ia memperbesar payudara bukan hanya untuk sensasi semata. Namun, dirinya memiliki alasan lain di balik tindakannya tersebut.
"Aku rela melakukan implan payudara hanya demi peran di sebuah film," akunya.
Baginya, ini merupakan bukti profesionalismenya sebagai seorang artis.
Diakui kembali oleh Roslina, tingkat narsisme seseorang berbeda satu sama lainnya. Namun, kalau sudah tinggi narsisnya, maka orang tersebut bisa dikatakan telah mengalami gangguan, yaitu Narcicisme Disorder.
"Narsis itu tergantung, kadang terkait juga dengan pengalaman hidupnya."
Roslina juga menjelaskan, persepsi orang dalam menghayati sensasi itu, memang cenderung lebih mudah diingat ketika seseorang melakukan sesuatu yang sifatnya ekstrem (negatif atau memicu emosi). Kalau ditinjau dari kacamata psikolog, persepsi ini lebih mudah diingat dan mendapat perhatian dari orang lain.
"Intinya, sensasi itu harus ada story-nya, perlu ada elaborasi," tutur Roslina yang memang memiliki perhatian khusus di perkembangan diri.
Demi popularitas orang akan melakukan berbagai caraKebanyakan artis Indonesia terkenal bukan karena prestasinya, melainkan hanya karena sensasi yang diciptakannya. Hal ini lagi-lagi memang dilakukan demi satu hal, yakni popularitas.
"Namun kembali lagi, tergantung dari nilai individu yang dimilikinya," papar Roslina. "Apapun caranya seseorang memang akan melakukan segala macam cara agar popularitasnya terangkat."
Belum lama ini, nama Nova Ellayan pun muncul di dunia hiburan lantaran sensasi yang dibuatnya. Awal kemunculannya, ia memamerkan foto mesranya dengan salah satu personel band ternama di Tanah Air, Lukman NOAH.
Foto-foto mesranya dengan Lukman pun segera mendapat perhatian publik. Meski ia membantah mendongkrak popularitas lantaran foto tersebut. Tapi kini, terbukti, ia menjadi artis pendatang baru yang mulai dikenal masyarakat.
Usai foto mesranya dengan salah satu personel band NOAH, Lukman menjadi topik berita yang ramai diperbincangkan publik, kini, nama Nova sudah mulai dikenal sebagai penyanyi pendatang baru yang semakin tenar.
Karena berita foto mesranya, ia mendadak kebanjiran job. Diakui pula oleh manajernya, Enda, nama pemilik goyang gentong ini semakin dikenal masyarakat luas. Nova pun sering mendapat tawaran manggung di sejumlah acara. Tak hanya menyanyi di acara-acara musik, Nova juga sering tampil menjadi penari.
"Jadwalnya saat ini lumayan padat, walau on air belum banyak, tapi jadwal off airnya buat Nova sibuk. Dia juga nggak hanya nyanyi, tapi menjadi penari juga," ujar Enda saat dihubungi VIVAlife.
Sensasi negatif yang diciptakan seorang artis demi popularitas bisa saja hilang dengan sendirinya. Tapi, butuh waktu cukup lama. Roslina menjelaskan kembali, walaupun sensasi negatif yang diciptakan
sang artis sedikit demi sedikit pudar, tapi namanya akan tetap diingat banyak orang.
"Sebenarnya ketika seseorang (artis) melakukan sensasi negatif, masyarakat akan melupakan sensasi tersebut dengan sendirinya, dalam waktu lama. Tokohnya memang akan tetap diingat, tapi sensasi yang dibuatnya akan dilupakan dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan pikiran kita pada dasarnya netral, tidak memihak."
sumber : life.viva.co.id