Oleh : Ust. Zon Jonggol
Dikabarkan beberapa serikat pekerja
merencanakan mogok nasional, Rabu 3
Oktober 2012
Dua buah tuntutan utamanya adalah
1. Penghapusan "outsourcing"
2. Penolakan upah buruh yang murah.
Hal yang sangat disayangkan adalah adanya
rencana penyerbuan kepada perusahaan-peru
sahaan yang karyawannya tidak melaksanakan
seruan "mogok nasional"
Salah satu alasan penghapusan "outsourcing"
adalah tidak adanya kejelasan "jenjang karir"
para pekerja pada perusahaan-perusahaan
"outsourcing" .
Kalau sudah tahu tidak jelas "jenjang karir",
mengapa bekerja pada perusahaan
outsourcing ?
Bisa saja mereka yang bekerja pada
perusahaan outsourcing beranggapan daripada
mereka menganggur atau sekedar menunggu
sampai ada kesempatan yang lebih baik.
Menurut mereka yang akan berdemo, upah
pekerja yang ada saat ini adalah sebuah
ketidakadilan.
Padahal sudah ada peraturan tentang standar
upah minimum. Andaikan tidak sepakat
dengan upah yang diterima maka tidak perlu
disepakati perjanjian kerjanya dan carilah
pekerjaan yang lain atau menjadi pengusaha.
Mereka yang akan berdemo berkeyakinan
bahwa mereka berjuang di jalan Allah untuk
memberantas ketidakadilan
Setelah kami tanyakan apakah yang dimaksud
oleh mereka dengan keadilan.
Mereka menjawab bahwa keadilan pada masa
sekarang adalah upah minimum di atas 3 juta
perbulan.
Apakah para pekerja yang menerima upah di
bawah 3 juta perbulan merasakan sebagai
sebuah ketidakadilan ?
Bagaimana kalau mereka ikhlas dan sepakat
dengan pemberikerja untuk menerima upah di
bawah 3 juta perbulan ?
Contohnya mereka yang menjaga toko pada
umumnya menerima upah di bawah 3 juta
perbulan bahkan dibawah standar upah
minimum. Apakah mereka merasakan sebagai
sebuah ketidakadilan ?
Pekerja bangunan ada yang menerima upah 50
ribu s/d 75 ribu sehari maka sebulan dikalikan
26 hari kerja dengan asumsi 1 hari libur dalam
seminggu maka mereka menerima upah di
bawah 3 juta per bulan. Apakah mereka
merasakan sebagai sebuah ketidakadilan ?
Seoarang pekerja ikhlas dan sepakat dengan
pemberi pekerja untuk meneriman upah
dibawah 3 juta perbulan yakni 1.5 juta per
bulan karena ketika pekerja itu menjadi
pengojek sepeda motor , penghasilan bersih
perharinya rata-rata 30 ribu. Itupun penuh
dengan ketidakpastian. Apakah mereka
merasakan sebagai sebuah ketidakadilan ?
Jadi apa yang mereka perjuangkan dan
dianggap sebagai ketidakadilan adalah
menurut sudut pandang mereka semata.
Bahkan perjuangan mereka diikuti dengan
kekerasaan, ancaman, anarkis dan pemaksaan
kehendak mereka semata.
Kami ingatkan mereka untuk tetap menjada
kesatuan dan persatuan dan mereka menjawab
bahwa "buat apa bersatu dalam ketidakadilan
dan menyerukan untuk melakukan revolusi
menumbangkan pemerintahan yang sedang
berkuasa".
Kami ingatkan bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam telah melarang untuk
memerangi penguasa selama mereka masih
menjalankan sholat bersama kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Akan datang para penguasa, kalian
mengenal mereka namun kalian mengingkari
(perbuatan mereka), siapa yang tahu
(kemungkarannya) hendaklah berlepas diri, dan
barangsiapa mengingkari maka ia telah
selamat. Tetapi bagi yang ridla dan mengikuti
(pent- mereka berdosa), para sahabat
langsung menyela, Bagaimana jika kita perangi
saja? beliau menjawab: Tidak! Selama mereka
masih shalat. (HR Muslim 3445)
Andaikan ingin mengganti penguasa yang
sedang memerintah saat ini maka lakukanlah
dengan cara-cara tanpa membuat kerusakan
di muka bumi.
Kita dapat belajar dari Somalia yang terpecah
belah justru setelah menerapkan syariat Islam
namun dikarenakan perbedaan pemahaman
sehingga menimbulkan perpecahan.
Sebagaimana diketahui, setelah Syarif diangkat
menjadi pemimpin Somalia pada Januari 2009
lalu, faksi pejuang Somalia terbagi menjadi
dua, antara pendukung dan penentang.
Sebagian kelompok Mahakim Al Islami, yang
dipimpin oleh Syeikh Abdul Qadir Ali Umar,
Harakah Al Ishlah (Ikhwan Al Muslimun),
Harakah Tajammu’ Al Islami dan Jama’ah
Ahlu Sunnah wa al Jama’ah adalah 4 faksi
menyatakan dukungan kepada Syarif.
Sedangkan Harakah As Syabab Al Mujahidin
serta Al Mahakim Al Islami wilayah Asmarah,
Al Jabhah Al Islamiyah serta Mu’askar Anuli,
yang bergabung dalam Hizb Al Islami.
Syeikh Syarif sebagai kepala pemerintahan
transisi menegaskan, “Islam adalah dasar
dalam setiap gerak pemerintah Somalia.” Akan
tetapi Syeikh Syarif menolak pemikiran Syabab
Mujahidin yang menurutnya masih jauh dari
konsep Islam ideal
Kita dapat pula belajar dari Yaman yang
menghadapi krisis pangan sehingga berakibat
jutaan anak-anak menghadapi gizi buruk dan
kelaparan dikarenakan perselisihan atau krisis
politik.
Setelah terjadi konflik bersenjata yang lama,
Presiden Ali Abdullah Saleh belum juga mau
mundur dari jabatannya. Ratusan ribu warga
Yaman turun kejalan memprotes
kediktatorannya,rakyat menuntut agar segera
diadakan peralihan kekuasaan secara damai
dan demokratis. Akan tetapi presiden Ali
Abdullah saleh yang senantiasa mengulur-
ngulur waktu sampai ia tertembak saat para
penyerang menembaki istananya di kota
Sanaa, ibukota negara kesatuan Yaman.
Lalu berobat di Arab Saudi sampai sembuh
dari lukanya, kemudian Ali Abdullah Saleh
kembali ke tanah airnya ,Yaman.
Kepulangannya bukannya disambut dengan
permadani merah oleh rakyatnya, akan tetapi
sebaliknya hanya suasana semakin kuat
tekanan kepada dirinya agar segera
meletakkan jabatannya sebagai presiden dan
menyelenggarakan pemilihan umum.
Seiring dengan makin kuatnya tekanan Paman
Sam dan sekutunya atas Ali Abdullah Saleh
supaya mundur dari jabatannya,serta segera
mengadakan pemilihan umum. Akhirnya
Presiden Ali Abdullah Saleh mengundurkan diri
bulan Februari lalu,kemudian digantikan oleh
Presiden Abdurabuh Mansur Hadi yang segera
banting setir.
Kebanyakan para petinggi militer yang dulunya
diangkat oleh Ali Abdullah Saleh dicopot dari
jabatannya,yang menyebabkan terjadi konflik
sebagaimana yang terjadi sekarang.
Angkatan bersenjata Yaman yang memang
sangat rapuh sebagai refleksi dari perselisihan
suku itu, maka sebagian angkatan bersenjata
memihak Presiden Abdurabuh Mansur Al Hadi
dan sebagian lainnya justeru mengikuti para
komandannya yang sudah dicopot dari
jabatannya.
Salah seorang panglima AU angkatan
bersenjata Negara Yaman yang berpengaruh
itu adalah,Jenderal Muhammad Saleh al
Ahmar,kepala staff AU Yaman yang sangat
dekat dengan kalangan istana di Sana’a
sebelumnya.
Kemudian keponakan Presiden Yaman Ali
Abdullah Saleh, Jenderal Tareiq Muhammad
Abdullah Saleh, Komandan Panwalpres Ali
Abdullah Saleh. Ia sangat dekat dan setia
kepada saudaranya Ali Abdullah Saleh,yang
sekarang disinyalir berada di balik
pembangkangan militer terhadap Presiden
Abdurabuh Mansur Hadi itu.
Salah satu provinsi terbesar di Yaman yakni
Hadramaut, tidak begitu terkena dampak dari
ketegangan di Ibu kota, tetapi jika dilihat dari
segi keamanan sangat rentan mengingat
pasukan keamanan di Provinsi tersebut
berasal dari luar, sehingga suatu saat bisa
bergolak jika militer terpecah.
Hadramaut menjadi penentu bagi stabilitas
ekonomi di mana tujuh puluh persen devisa
negara dihasilkan dari sumber daya alam
Hadhramaut yang kaya minyak dan laut yang
luas.
Untuk mengantisipasi hal itu, warga
hadhramaut telah mendeklarasikan diri dengan
membentuk Dewan Nasional di bawah
pimpinan Profesor al-Habib Abdullah Baharun,
Rektor universitas al-Ahgaff.
Deklarasi Hadhramaut serupa dengan piagam
Madinah yang menitikberatkan pada kesatuan
dan persatuan bangsa serta mencegah
infiltrasi atau pengaruh pihak asing ataupun
membuat perjanjian dengan asing tanpa
sepengetahuan penguasa negeri.
Berikut kutipan dari Deklarsi Hadhramaut yang
bersumber dari http://indo.hadhramaut.info/
view/3311.aspx
***** awal kutipan ******
Kami berada dalam kondisi yang
menprihatinkan, kondisi negara saat ini darurat
seperti perpecahan antara angkatan bersenjata
dan keamanan yang mengancam keberadaan
sebuah negara yang stabil dan menimbulkan
risiko yang fragmentasi, dan dalam pembagian
pasukan yang ditempatkan di Hadhramaut
yang melibatkan mereka dalam konflik politik
dan kegiatan keamanan publik, sehingga
mengancam kekosongan keamanan yang
membingungkan dan mengganggu ketenangan
publik. Oleh karena itu meningkatnya tekanan
pada otoritas lokal dan upaya untuk
mengisolasi dan antisipasi dari kekacauan
yang akan terjadi, maka masyarakat
Hadhramaut membutuhkan suatu lebaga untuk
membela diri, menjaga keamanan dan hak, dan
solidaritas untuk menghadapi ancaman yang
membahayakan mereka dengan mengeluarkan
Deklarasi sebagai berikut.
Kami warga Hadhramaut Menyatakan
1. Kita bersatu atas dasar Deklarasi ini dan
Dewan Nasional Hadhramaut sebagai
organisasi alat untuk solidaritas.
2. Jangan mengira kita akan mendirikan
negara merdeka sendiri, dan oleh karena itu
tidak ada ancaman bagi negara kesatuan
Yaman, dan kami tidak menerima doktrin dari
siapapun.
3. Kami menolak sikap yang menghancurkan
Hadhramaut dengan pihak manapun dengan
alasan apapun dan menjamin kelangsungan
hidup otoritas lokal kohesif dalam kondisi
sekarang untuk mempertahankan stabilitas
kehidupan yang normal bagi penduduk bukan
kekuasaanyang ditentukan dari luar kita.
4. Kami menyatakan bahwa kebutuhan
kompleks dari semua spektrum masyarakat
kita ditentukan oleh dua hal: keamanan dan
hak
***** akhir kutipan *****
Pada hakikatnya mereka yang akan berdemo
adalah korban hasutan atau ghazwul fikri
(perang pemahaman) dari pihak asing untuk
menimbulkan ketidakharmonisan antara
pekerja dan pemberi kerja.
Serikat pekerja bertugas untuk memecahkan
masalah antara pekerja dengan pemberi
pekerja yang bermasalah bukan melakukan
penyerangan atau tindakan anarkis pada
perusahaan yang telah memiliki perjanjian
kesepakatan kerja yang telah disepakati oleh
perwakilan pekerja dan pemberi kerja
(penguasaha).
Sebelum melakukan tindakan memang lebih
baik mencoba untuk merasakan apa yang
dirasakan oleh sisi lawan yakni apa yang
dirasakan oleh penguasaha.
Cobalah pejabat serikat pekerja tingkat pusat
atau nasional mencoba secara bersama-sama
mencontohkan mendirikan perusahaan dan
memperkerjakan pekerja dengan penghasilan di
atas 3 juta per tahun.
Sekali lagi janganlah membuat kerusakan di
muka bumi, bukan mati syahid yang didapat
namun boleh jadi sekedar mati sangit atau
mati terbakar oleh hawa nafsu. Naudzubillah
min dzalik