Penetapan Awal Ramadhan -
Penetapan awal ramadhan pemerintah telah dikeluarkan setelah melalui sidang Isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama Indonesia Suryadharma Ali.
Setelah serangkaian sidang Isbat
penentuan awal ramadhan yang diselenggarakan diauditorium Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin No 6, Jakarta, Kamis malam (19/7) dan dihadiri oleh berbagi ormas Islam atas undangan kementerian agama dan mendengarkan berbagai pandangan serta pendapat dari ormas-ormas Islam yang mengikuti sidang Isbat tersebut.
Sidang
penetapan awal Ramadhan yang dipimpin Menteri Agama Suryadharma Ali dihadiri Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin, Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Wahyu Widiana, Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI Jazuli Juwaini, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Bimas Islam Abdul Jamil, pimpinan ormas-ormas Islam, duta besar negara sahabat, dan anggota Badan Hisab dan Rukyat Kemenag.
Setelah melihat dan membaca hasil-hasil pemantauan yang diselenggarakan di berbagai tempat seperti juga yang dibicarakan sobat pena
Blog Keperawatan dalam salah satu postingan terbarunya yaitu mengenai
keputusan awal ramadhan banyak yang tidak berhasil melihat hilal dan hanya satu yang melihat hilal yaitu tempat pemantauan hilal di Cakung jakarta Timur yang menyatakan melihat hilal.
Pada dasarnya
penetapan awal ramadhan ini ada dua cara yang dilakukan yaitu dengan
cara Rukyatul Hilal dan cara kedua yaitu dengan
Ikmal (menggenapkan) bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Ini dilakukan apabila tidak berhasil melakukan ru’yatul hilal, baik karena mendung ataupun karena faktor-faktor lainnya. Dan pemerintah maupun ormas-ormas Islam juga menggunakan dua cara tersebut untuk menentukan awal ramadhan ini. Dinamakan dengan Al-Hilâl karena itu merupakan bentuk Bulan yang paling awal tampak dan terlihat, orang yang melihatnya berseru untuk memberitakan bahwa Al-Hilâl sudah terlihat.
Menteri agama RI Suryadarma Ali mengatakan "sesuai laporan tadi dan pencermatam pertimbangan yang dilakukan di berbagai tempat pengamatan hilal tadi, bahwa hilal tidak bisa dilihat. Oleh karenanya,
1 Ramadan 1433 H jatuh pada hari Sabtu 21 Juli 2012,". Hal ini berbeda dengan Muhammadiyah yang telah menentukan dan menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada Jumat (20/7/2012) besok. Ketetapan dari Muhammadiyah itu berdasarkan hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1433 Hijriah sesuai hisab hakiki wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.