“Perumpamaan kita dalam perjalanan dakwah ini ibarat berada dalam sebuah kapal kecil yang terkepung ombak dan badai dari berbagai penjuru. Bahtera yang menembus berbagai gelombang, seperti Dakwah yang harus melalui banyak rintangan. Kadang bahtera kita oleng ke kanan dan kadang oleng kekiri dengan hebatnya, sehingga kita yang berada didalamnya merasa khawatir dan gelisah. Lalu kita turunkan layar dan menggantinya dengan dayung. Untuk itu kesulitan dan perjuangan yang dihadapi lebih banyak, dan mungkin menyebabkan terlambat beberapa waktu untuk sampai ditujuan. Namun hal itu lebih baik daripada berhenti dan tidak pernah sampai. Terkadang sebuah kapal besar terpaksa berhenti total karena angin badai menghadang. Saat awak itu keluar menuju pantai, mereka mengikat tali pada tubuhnya, lalu ujung tali diikatkan pada kapal. Mereka bersama-sama menarik kapal itu sementara mereka berjalan menyusuri pantai. Cara ini tentu lebih sulit dan menguras tenaga daripada cara sebelumnya, tetapi ini cara darurat untuk mencapai tujuan, walaupun tentu menjadi terlambat beberapa waktu.
Hanya dengan cara itu itulah yang memungkinkan mereka mencapai tujuan.
Untuk itu perlu kesabaran, kearifan, dan tidak menggunakan berbagai alat yang nyeleneh, yang terkadang justru menggagalkan perjalanan …….”
(Imam Hasan Al Banna)